Gold on Blockchain and Four Other Ways of Investing In Gold

In its last meeting of the year, the Federal Reserve has voted to hold its interest rates steady, halting its series of rate cuts going into 2020. The financial policy-making body has unanimously…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




A New World

Seokmin kini sedang membereskan peralatan suaminya yang baru saja selesai dengan operasinya. Jisoo masih terlelap, mungkin karena efek pasca operasi membuatnya tidak sadarkan diri setelah selesai operasi beberapa jam lalu.

Bunda dan Mami sedang dalam perjalanan kesini bersama Seungcheol setelah dikabarkan Mingyu tepat setelah Jisoo selesai operasi. Jeonghan — kakaknya, sedang tidak bisa ikut. Terlalu malam untuk membawa Jungwon dalam perjalanan yang cukup jauh.

Walaupun tangannya bergerak cepat tapi pikirannya sedang kacau. Banyak pertanyaan yang sekarang berputar-putar memenuhi pikirannya.

Setelah dirinya mendapat kabar Jisoo dari Mingyu beberapa jam lalu, hidupnya tiba-tiba terasa berputar seratus delapan puluh derajat. Seokmin masih meyakinkan dirinya kalau sekarang ia sedang bermimpi. Semuanya akan segera kembali setelah nanti ia terbangun.

Tapi kenapa ia tidak bisa bangun? Kenapa semuanya terasa terlalu nyata?

Seokmin menghela napasnya kembali. Dipandangnya suaminya yang terbaring lemah. Terlalu banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan, terutama tentang bagaimana Jisoo yang ia tahu sedang di rumah Mami tapi sekarang malah dikabarkan kecelakaan dan berakhir disini?

Jisoo disini habis ngeliput sidang"

Sidang apa? Kenapa sekarang Seokmin terlihat begitu bodoh? Seokmin bingung, kesal. Ia merasa dibohongi. Ia merasa kecewa dengan Jisoo yang melakukan sesuatu tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Apa selama ini Seokmin terlalu mengekang suaminya ini hingga akhirnya Jisoo mengambil keputusan sendiri tanpa memberitahunya terlebih dahulu? Apa hanya Seokmin yang peduli dengan keadaan Jisoo dan calon anak mereka?

Seokmin duduk. Ia pusing. Sebelumnya semuanya baik-baik saja. Keluarga kecil mereka akan menantikan kelahiran buah hati mereka beberapa bulan ke depan. Dan sekarang semuanya seolah begitu cepat terjadi, sampai-sampai Seokmin merasa belum siap menghadapinya.

Di tengah lamunannya, Jisoo akhirnya terbangun.

“Seok..” suaranya serak.

Jisoo merasa seluruh tubuhnya remuk. Pikirannya kembali tepat sebelum ia pingsan beberapa waktu lalu. Ia ditabrak oleh seseorang dan ia terjatuh. Perutnya sakit dan…

Hah?

Dirabanya pelan bagian perutnya dan mukanya sedikit terkejut.

“Seok, an — anak kita..?”

Seokmin bangkit dan berjalan berbalik, membelakangi Jisoo.

“Jadi kamu masih ingat sama anak kita?" ada smirk di akhir suaranya.

“Seok..?”

“Aku pikir kamu udah enggak mikirin dia lagi"

Jisoo bingung. Ini sebenarnya ada apa? Anak mereka dimana? Anak mereka baik-baik saja, kan?

“Seok, kamu apaan, sih?”

“Kayaknya dari awal kamu hamil, cuman aku yang peduli sama anak kita..”

Jisoo makin tidak paham,

“Seok, udah ya, aku lagi enggak pengen debat. Sekarang anak aku dimana?”

“Anak kamu?!!” Seokmin tertawa ringan.

“Masih berani kamu bilang dia anak kamu setelah kamu udah bikin dia hampir celaka, huh?” suara Seokmin meninggi.

Mendengar Seokmin yang tersulut, Jisoo ikut meninggikan suaranya.

“Cukup, Seok! Siapa yang pengen anaknya celaka, huh?! Aku pappa nya! Dibanding kamu, aku yang paling enggak pengen anak aku kenapa-napa!”

Ada jeda sebentar disana, namun ada tawa meremehkan dari Seokmin. Mendengarnya, Jisoo makin tersulut.

“Asal kamu tau, sesayang-sayangnya kamu sama dia, mana tau kamu soal mengandung?! Aku yang bawa dia kemana-mana, Seok! Aku yang ngorbanin tubuh aku, mood aku dimainin, nafsu makan aku direcokin. Kamu masih bisa hidup normal, pergi bebas kemana-mana tanpa harus ada yang kamu khawatirin—” air matanya mulai turun, suaranya bergetar.

Seokmin tertawa pahit,

“Jadi kamu ngerasa dibebanin selama ini?Harusnya aku sadar, dari awal kamu emang enggak terlalu excited sama kehamilan ini, iya kan?” Seokmin makin tersulut emosinya.

Tok tok tok!

Tiba-tiba ada ketukan di balik pintu. Pintu ruangan terbuka, ada Mingyu disana. Seokmin menghela napas kasar lalu kemudian berjalan ke arahnya.

“Lo jagain kakak lo, gue lagi enggak pengen nyumpahin suami gue sendiri"

Mingyu yang melihatnya agak bingung. Seokmin akhirnya keluar. Dilihatnya kakaknya tampak tidak peduli dengan kepergian Seokmin.

“Ini ada apa lagi, sih? Masalah gue aja belum selesai, woy!”

Add a comment

Related posts:

How to Gain Weight and be Fat

There are tons of resources available via television, the internet, and media on ways to lose weight and stay in shape. Gurus giving advice, yoga instructors bending and posing, personal assistants…

Expungement Made Easier for Sex Crimes in California

Expunging a sex crime from your record can be notoriously difficult. However, Senator Scott Wiener’s Senate Bill 1106 may make it easier for you to achieve expungement. Beginning this year, SB 1106…

Sources

Our brain is an incredible phenomenon. Some neurologists assume that overall, we have understood about 2% of neurological processes. Indeed, most of what we know about the brain is rudimentary and…